Sabtu, 18 Februari 2012

Tatap.



"...dan lagi-lagi, aku rindu akan bibirmu yang merah jambu itu. Cappucinno keparat..."

------------------------------------------


Dalam senyum lengkung yang kuraut, aku menatapmu.

lekat.
dalam.
dalam diam.
dalam-dalam.

dan pikiranku kembali berkecamuk, berputar-putar mencerna setiap memori yang tersangkut. Tapi tak ada benang yang kemudian terajut.
Aku melarat. Aku sekarat!
Dan kau tahu itu...

Maka aku mempersilakan bisu menjejak setiap dinding tembok kamarmu, dengan mata kita yang tetap beradu padu.
Hingga aku berusaha memberitahumu dalam diam, bahwa aku selalu ingin hidup.

Dalam dirimu...









Tidak ada komentar:

Posting Komentar