Minggu, 12 Februari 2012

Paramnesia.



Kita berdiri pada langit yang sama. Dan aku masih menyusuri setapak yang kau jejak dalam bisu.


-------------------------




Kau tahu ?
sejak kutulis sajak Deja Vu beberapa waktu lalu, malam kini terasa sama; Hanya mampu bermunajat sebari menyisipkan bait namamu yang begitu kuhafal dengan sempurna.


Tidakkah seharusnya telingamu berdengung tatkala ada seseorang jauh disana, memohon agar Tuhan selalu mencipta terik pagi agar orang yang kau bisa bertegur sapa; menyisipkan ucapan pagi bersamaan dengan kicau burung gereja diluar sana ?


Hatiku mengatakan hal serupa. sayang, dia mengetahui kejanggalan yang terujar; kau mengucapkannya kepada lelaki lain -- dan bukan aku --.




maka untuk kesekian kalinya, kubiarkan Cappucinno-ku mendingin; dan kutarik gorden.













Tidak ada komentar:

Posting Komentar