Senin, 20 Februari 2012

Lima Detik.


"mungkin ceritanya akan sedikit berbeda jika kita tetap menyusuri hutan pinus tersebut dalam gelapnya malam..."

---------------------------------------------------------


malam yang membuncah dan dingin yang menusuk, seketika sirna ketika kudapati sebuah cahaya di kejauhan. sebuah kedai di perbukitan dengan secangkir Cappucinno, temaram lampu perkotaan, dan Kamu, disisiku.

dan tubuhku meletup saat bibir-merah-jambu milikmu, berpadu dengan lengketnya sisa caramel di bibirku.

satu.
dua.
tiga.
empat.
lima.

lima detik.
dan kamu berhasil menciptakan memori yang takkan pernah lenyap dalam hidupku bersamamu.

Kau Keparat ! Kau membuatku semakin tak rela untuk kehilanganmu.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar