"...bila kuanggap kanvas ini sebagai alas sandiwara kita, mungkin sudah tak nampak lagi warna putih bersih seperti saat dia pertama kali kulukis..."
---------------------------------------------------
pada suatu saat dimana sebaris jingga hendak membentang mengganti siang, kucoba lukiskan setiap lekuk wajahmu tanpa menghilangkan setiap manis tatapan darimu, lembut pipimu, ataupun bibir merah jambumu yang merekah.
***
benar, aku melukis.
mencoba mengembalikan sedikit sentuhan yang dahulu kulatih sekian lama.
***
seketika, perhatianku teralih ketika seekor cicak ikut tertegun memandang kanvas yang hendak kubentang.
dia terdiam.
lama.
tanpa suara.
barangkali, dia tahu gelisahku akan rindu yang kukulum setiap senyap membekap; mengingat dia selalu kutemukan disaat sendu menjadi candu bagiku.
.
.
.
maka kutinggalkan kanvas tersebut, tanpa ada satu warna yang membuncah.
dan cicak tersebut masih tertegun,
memandangiku...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar