Selasa, 21 Februari 2012

Seekor Cicak dan Kanvas.


"...bila kuanggap kanvas ini sebagai alas sandiwara kita, mungkin sudah tak nampak lagi warna putih bersih seperti saat dia pertama kali kulukis..."

---------------------------------------------------


pada suatu saat dimana sebaris jingga hendak membentang mengganti siang, kucoba lukiskan setiap lekuk wajahmu tanpa menghilangkan setiap manis tatapan darimu, lembut pipimu, ataupun bibir merah jambumu yang merekah.

***

benar, aku melukis.
mencoba mengembalikan sedikit sentuhan yang dahulu kulatih sekian lama.

***

seketika, perhatianku teralih ketika seekor cicak ikut tertegun memandang kanvas yang hendak kubentang. 
dia terdiam. 
lama. 
tanpa suara. 

barangkali, dia tahu gelisahku akan rindu yang kukulum setiap senyap membekap; mengingat dia selalu kutemukan disaat sendu menjadi candu bagiku.

.
.
.

maka kutinggalkan kanvas tersebut, tanpa ada satu warna yang membuncah.
dan cicak tersebut masih tertegun,

memandangiku...








Tidak ada komentar:

Posting Komentar