Jumat, 03 Februari 2012

Getir.



"...lilin kecil. Adalah kata yang kuterjemahkan dari namamu yang tercantum dalam akunmu..."


--------------------------------------------------


"Memangnya aku siapa ?"

Hingga seketika aku kembali terdiam, memikirkan kata yang cocok untuk menjadi padanan kata selanjutnya.
Kemudian waktu kembali berubah hening.
Ya, hening.
Dimana sunyi berhasil menjamah seisi ruang yang sejak tadi, menjadi latar tempatku menaruh setiap bayang; tentangmu.

Sebentar. Ijinkan aku berpikir. Sejenak.

***

Tak lama kemudian, aku menyadari bahwa aku benar-benar tidak sedang baik-baik saja!

Ku tinju tembok kamarku. Sekali. Dua kali. Berkali-kali. Dan tembok tetaplah tembok. Hanya bergeming. Tak sepadan dengan rasa sakit yang tak terperi, menyeimbangkan darah yang tertetes perlahan dengan lara yang kudera.


***


Aku menyerah.
Aku tak bisa mencari kata yang mampu menyiratkan luka meski telah kubalut dengan sepotong panekuk coklat.
Aku tak sanggup lagi untuk mencoba melupakan setiap jengkal dari dirimu yang tertinggal, dalam otakku.

Tapi satu hal yang kupahami selama ini, "Aku memang bukan siapa-siapamu..."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar