Selasa, 15 Desember 2009

itupun bila aku kau anggap ...

bila aku harus diumpamakan, aku hanyalah sebuah buku rumus. tebal dan usang. tersimpan di deret paling bawah di antara tumpukan buku yang lain. tidak seperti mu, engaku laksana novel yang benar-benar dipuja khalayak ramai.

memang, kita berdua terbuat dari lembaran kayu yang diolah sedemikian rupa. namun, entah sudah beberapa lama tak ada satupun makhluk yang hinggap menyentuh coverku. mungkin sudah beberapa tahun, puluhan mungkin ...

aku takkan pernah bisa menjadi dirimu, meski harus didaur hingga aku memiliki cetakan baru, tetap saja orang-orang yang berjalanan diluar sana enggan menyentuhku. terlalu rumit, ujarnya.

Tak seperti dirimu, para makhluk bernyawa itu rela memforsir hartanya demi buku yang dipujanya, yaitu dirimu. mereka rela berderet antre seperti semut yang berjajar menunggu bagian remah kuenya datang.

kumohon kau untuk mengerti, bahwa aku hanya bisa menjadi bebukuan usang, takkan lebih. jadi, belajarlah untuk menyayangiku sebagai buku usang, bukan novel ...

3 komentar: