Sabtu, 14 Januari 2012

Sindrom 'Rindu'.

Sudah lama rasanya tidak menumpahkan sedikit bait yang lama hilang. Walaupun memang kenyataannya cukup pahit, bahwa dominasi tulisan yang tertata disini merupakan sumbangsih dari kegalauan yang kurasa dan tak sanggup untuk kuteriakkan dan membiarkan hati kecil ini bernafas lega. Dan 2 tahun menahan rasa itu bukanlah hal yang mudah dilakukan. 


Sungguh...





***





Suatu malam di malam minggu, pukul 22.12.

Meski sudah mulai malam, jemariku masih berkutat dengan notebook kesayangan yang sudah memasuki masa-masa uzur dan masih setia menemani. Hari ini, tak ada satupun pesan darinya yang singgah menuju ponsel pribadiku. Dan aku masih setia menunggunya sebari membaca sedikit kenangan yang kita hias selama ini.

Hey, sudah satu bulan ternyata kita 'kembali' berkenalan. Itu artinya sudah satu bulan juga kita mengenal pribadi masing-masing, yang sebetulnya... masih harus kuraba lebih jauh.

Dari akun jejaring yang tak kunjung henti memaparkan status terbaru darimu, selalu kusisihkan sedikit perhatian agar tetap selalu memastikan kalau kamu baik-baik saja disana, dan tentu saja... menunggu sapaan darimu.





Ironis. Ketika seorang laki-laki, mencoba merangsek kedalam kehidupan seorang perempuan yang menurutnya... sempurna. Dan kenyataannya ia masih menjaga rasa sayang kepada eks-pacarnya yang secara status, sedang rehat.









Barangkali... itu yang namanya sayang; Ketika seseorang bahagia akan orang yang dikasihinya gembira, meski karena orang lain, meski bersama orang lain. Ah, entahlah. Aku masih peka dengan kata-kata semacam itu. Terlalu... dramatis.

Biarkan rasa rinduku ini kutahan sebari menatap wajahmu yang lembut dengan secangkir Cappucinno hangat yang sudah mulai dingin. Ia begitu setia menemaniku dikala hati sedang benar-benar membutuhkan kehangatan; meski risau yang kurajut, tak kunjung tersusun...



1 komentar:

  1. Jika aku mampu menyisihkan sebagian waktuku disela kesibukanmu hanya untuk memastikan baik-baik saja, kenapa kau memilihnya; yang sudah jelas sulit untuk bersamamu meski sedetik saja ? Ironis...

    BalasHapus