Senin, 23 Januari 2012

Kunang-Kunang Kecil




"...berpendar, dan kemudian menghilang."

--------------------------------------------------------------------


suatu saat dalam lamunan malam, seekor kunang-kunang kecil terbang tanpa arah.

"mungkin, dia kesepian malam ini...", pikirku.

sesaat menjelang kemudian, dia melayang; berpendar, lalu menghilang seiring gerimis yang menyeluruh, menggemuruh, kemudian menderas dengan nada dan baunya yang khas. Sebari menutup jendela buram kita, aku kembali menatap bayangmu dalam uap sisa susu coklat panas dan embun rinai yang sejak tadi, kunjung menebal. Dan benar rupanya, melukiskan tentang rinduku yang entah tak terhitung banyaknya. Barangkali, sebanyak gerimis yang berjatuhan sejak tadi.

kuukir sekilas tentang rautmu, dan dibalik beningnya matamu aku membaca; benar rasanya adalah aku, Sang Lelaki yang tersesat mencari arah meraih hatimu.

ah, maaf...
aku baru saja ingat, kau bahkan segan untuk memalingkan wajahmu ke arahku.

maka, kuhabiskan sisa-sisa endapan yang tersisa dalam cangkir mungil;
dan kutinggalkan saja cahaya yang berpendar dibawah pekatnya malam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar