Senin, 23 Januari 2012

Deja Vu


"... dan jangan katakan apapun. aku sedang tidak ingin mendengar rasa iba yang selalu terlontar..."

------------------------------------------------


Suatu pagi, tatkala aku terbangun sendiri, dan menoleh ke kiri. Mendapati tiada sesiapa, kecuali telepon selular tanpa ikon surat, sinar matahari yang masih selerat, dan secarut hati yang masih saja berkarat. Ternyata hanya sekedar mimpi...

Aku bangun, dan berjalan lunglai mencari matahari yang mungkin, mampu menghujam tubuhku hingga mencipta bayang.
Bagaimana bisa tubuhku berdiri tegak sementara otak kiriku masih meracau akan siapa diriku terhadapnya dengan pikiran yang, cukup masuk akal, juga tak masuk akal ? Maka akupun sejenak membeku dibawah terik.

Hingga malam menjelang, kita kembali memandang bulan yang selalu sama. Adakah kau disana memikirkan hal serupa ? dengan bintang timur laut yang kita ukir dengan tawa ?

***

Dan disuatu pagi di beberapa waktu setelah kejadian tersebut, aku kembali terbangun sendiri, mencoba mengucapkan selamat pagi di udara yang kelabu dibalik jendela yang memburam. Tanpa berpikir panjang, kucoba kutitipkan rindu bersama hembusan angin.
Menyisip sedikit tanya dalam ragu; akankah kamu pulang ke hatiku, sayang ?

Aku sadar.
Betapa kerasnya aku menerabas rindu, tak pelak ia kembali mendekap; dengan airmata yang kadang membekap.
Embun pun semakin tebal, pertanda hujan mulai turun.

Maka kuatur playlistku berurutan,
Dan kutarik gorden.

2 komentar:

  1. jadi penasaran ada apa sebenarnya... jangan2 isomniamu karena ini... hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. yaa, mungkin mas Andi udah bisa nebak apa yang lagi kualamin dari postinganku akhir-akhir ini...

      Hapus