Rabu, 07 Maret 2012

Sedikit Curhat Galau dari Penulis ( Cerita Kedua ).


 - baca gambarnya, resapi kalimatnya, pandang maknanya. -

----



akhirnya bisa bercurcol lagi setelah kehilangan sedikit sentuhan untuk menulis...

---

Masih di cerita yang sama, diperankan oleh orang yang sama, dengan rasa yang sama juga. dan sekarang, ceritanya agak sedikit... rumit.

Akibat galau yang berkepanjangan, akhirnya sampai juga di bagian klimaks. Opname selama 5 hari karena infeksi lambung. koq bisa ? Gini... setiap kali aku menemukan diriku dalam kondisi down yang bener-bener akut, nafsu untuk makan dan tidur pun hilang. bahkan ada cerita dimana aku hanya tidur setiap dua atau tiga hari sekali, dan asupan nutrisiku hanya berasal dari vitamin dan Pocari Sweat. entah telah berapa kali kutenggak obat maag hanya untuk meredakan penyakitku yang terbilang baru kurasakan akhir-akhir ini...

Selasa, 28 Februari 2012. Rasanya nyawaku tersisa di tenggorokkan. Tak kuasa menahan perih yang sedang kulawan waktu itu, membuatku merasa bahwa kematian jauh lebih baik. Hingga pada akhirnya dokter melakukan sesuatu padaku dan kemudian aku tak sadarkan diri, untuk 24 jam. Entah kurang, entah lebih...

Dan semua masalah baru bermunculan disitu...


Ada seseorang yang menyabotase ponselku dan mengirimkan pesan yang sampai sekarang tak kutahu isinya apa. Namun yang jelas, problemku semakin rumit.



*setel lagu Ok GO - Needing Getting*


 
Memang, sebuah kesalahan besar bila membiarkan perempuan yang memutuskan, karena dia hanya berpikir untuk hari itu saja, dan itupun tergantung mood yang dia rasakan saat itu. Dan aku membiarkannya...

tapi andaikata aku mengatur tentang pilihan yang harus dia pilih, memangnya siapa aku dimatanya ? kekasih saja bukan... justru malah dianggap sebagai seorang yang begitu obsesif untuk memilikinya.

Kalau mesti berbicara soal harapan yang menggantung, bukankah harapanku telah digantung olehmu sejak keputusan yang kau ambil saat itu ? meninggalkan dirimu hanya untuk mencari kehidupan yang lebih baik takkan merubah apapun. Dan semudah itukah kau menyuruhku untuk melakukan hal itu, setelah aku kehilangan segalanya ?

Sakit yah, ketika kamu telah mengorbankan seluruh yang kamu miliki, dan kemudian kau dibiarkan begitu saja, didampar layaknya sampah. Ketika kamu telah memberikan segalanya untuknya, lalu kemudian dia hanya mengucap perkataan yang amat sangat menyakitkan, meski sederhana baginya...



aku harap kamu takkan pernah tahu bagaimana letihnya aku untuk mengejarmu, hingga pada akhirnya harus terbaring. Hanya kamu yang berhasil membuatku seperti itu, membuktikan bahwa betapa istimewanya kamu bagiku, dan betapa hinanya aku dimatamu. bukankah begitu ?













Tidak ada komentar:

Posting Komentar