Selasa, 18 September 2012

Cokelat Panas Igelanca




"dari dua cangkir cokelat panas yang kau dekap, satu diantaranya mampu hangatkan genggammu.
bagiku, senyummu jauh lebih hangat ketimbang lukisan kecil 'creamy' yang setajuk dengan perasaanku saat itu."




***




Entah sudah yang keberapa kali perbukitan menjadi tempat terakhir yang sering kusinggahi sebelum pada akhirnya terkapar senyap dalam hangatnya selimut kamar. Selain pemandangannya yang cukup menawan dengan menjanjikan gemerlap sebuah kota berbentuk mangkuk danau, terkadang heningnya malam beserta orkestra bentukan para binatang malam sering mencipta pikiran-pikiran yang cukup luar; dan liar.



Absurd.



Malam semakin larut, angin malam kian membalut.
Mari pulang, sayangku... Dekap badanku erat.
Kalungkan lenganmu di tubuhku, rapat.
Hingga kata cinta terus bernyanyi sepanjang sepinya jalanan...







Tapi maaf, bila masalahku begitu klasik dan suram bila seringkali tanganku membuang raihan genggammu.
Aku, sedikit gelian... hehehe.